Toxic Relationship Di Mata For Revenge dalam Single “Penyangkalan”
Sumber foto : Diambil dari siaran pers For Revenge
Melalui single terbaru “Penyangkalan”, For Revenge ini ingin menyampaikan pesan untuk tidak terus-menerus menyangkal dan lebih berani bertindak saat sebuah hubungan sudah sampai dalam tahap tidak sehat
Istilah toxic relationship muncul ketika suatu hubungan yang dijalani mulai tidak sehat, rumit, hingga saling menyakiti pasangannya satu sama lain. Dari kacamata mereka yang sedang terjebak dalam situasi toxic relationship, seringkali tidak menyadarinya entah karena alasan rasa yang berlebihan ataupun faktor hubungan lainnya. Mereka yang secara tidak sadar akan jerat toxic relationship itu, terkadang menyangkal berbagai pandangan dari orang lain yang menilai bahwa hubungan tersebut tidaklah sehat untuk dijalani.
Menyinggung tentang mereka yang menyangkal terjebak dalam situasi toxic relationship, kali ini coba diungkap dalam sebuah lagu terbaru dari For Revenge yang berjudul “Penyangkalan”. Lagu ini ditulis oleh Boniex (vokal) dan Arief (gitar), dan liriknya terinspirasi dari pengalaman Cynantia Pratita (Stereo Wall) yang pernah mengalami jerat toxic relationship tersebut di masa lalunya.
"Secara sadar, dia menjalani hubungan yang tidak sehat. Namun, secara tidak sadar, dia ‘menyangkal’ bahwa hubungan tersebut saling menyakiti. Di mata kami, sebuah toxic relationship akan penuh dengan penyangkalan. Pasangan bisa berkonflik, lalu saling memaafkan sebelum menyakiti dalam waktu yang cepat. Mereka akan selalu menyangkal bahwa mereka ada dalam sebuah hubungan yang tidak sehat. Siapa pun yang terjebak dalam situasi ini bisa menjadi 'pelaku atau 'korban' dan bisa jadi tidak mengakui bahwa mereka selalu berada dalam siklus yang berputar,” ujar Boniex.
Proses kreasi musik yang dikerjakan Arief, pengerjaannya terbilang cukup singkat. Ia hanya mengambil referensi musik dari band-band modern rock yang ramai dan relevan akhir-akhir ini. Sementara pada proses penulisan lirik, Boniex menghadapi tantangan tersendiri. Dirinya tak hanya sekedar menuangkan kata-kata untuk menciptakan lirik yang tepat di lagu ini. Boniex telah melewati proses yang cukup mendalam, dari mulai riset dan berdiskusi untuk membedah teori Tahapan Berduka (Stages of Grief) sampai tentang toxic relationship.
“Dibanding single sebelumnya, kami cukup banyak memasukkan sound sound band era ’90-an serta nuansa-nuansa efek suara ala ’80-an. Kalau ‘Sadrah’ terdengar melankolis, di ‘Penyangkalan’, kami menyuguhkan mood yang cukup enerjik. Meski terdengar berbeda, tapi kedua single ini saling melengkapi. Penyangkalan mewakili fase ‘Denial’ dalam Stages of Grief. Single ini pun adalah lanjutan dari cerita Sera dan Rana di video klip ‘Sadrah’. ‘Penyangkalan’ mengungkapkan alasan Sera dan Rana pada akhirnya berpisah di single ‘Sadrah’,” pungkas Boniex.
Selain menghadirkan sesuatu yang baru dari sisi penyajian sound, For Revenge juga memberikan perbedaan yang cukup signifikan dari pos lainnya. “Penyangkalan” adalah single kedua yang mereka rilis bersama Sony Music Entertainment Indonesia (SMEI), kali ini mereka lebih banyak berdiskusi secara intens untuk proses produksi rekaman bersama tim SMEI. Di single ini For Revenge menggandeng Kamga sebagai Vocal Director, dan hasilnya “Penyangkalan” memiliki nuansa yang cukup jauh berbeda dengan lagu-lagu mereka sebelumnya.
Melalui single terbaru “Penyangkalan”, Boniex Noer (vokal), Arief Ismail (gitar), Izha Muhammad (bas), dan Archims Pribadi (drum) ini ingin menyampaikan pesan untuk tidak terus-menerus menyangkal dan lebih berani bertindak saat sebuah hubungan sudah sampai dalam tahap tidak sehat. Lagu ini telah dirilis pada 16 Juli 2024 via digital, lengkap dengan video klip yang tayang pada kanal YouTube For Revenge.
“Dalam fase Denial/Menyangkal, kita secara emosional bisa tidak sadar bahwa sedang ada di fase tersebut, fase saat kita berpura-pura semua baik-baik saja, padahal yang terjadi justru sebaliknya. Lewat ‘Penyangkalan’, kami berusaha menggambarkan hal tersebut dan ‘menemani’ para pendengar yang sedang mengalami fase itu. Lebih jauh dari sisi toxic relationship, kami ingin menyampaikan pesan bahwa tidak ada yang diuntungkan dalam sebuah hubungan yang tidak sehat dan mengajak pendengar kami untuk berani mengakhiri hal tersebut jika mengalaminya,” tutup Boniex.
Comments (0)